First (own) Incision by Imanuel
Pada minggu ke 3 di Long Nawang, datang seorang ibu dengan keluhan di pinggang belakang, berupa benjolan lunak, nyeri, dapat digerakkan, tanpa eritema dan terdapat punctum (mata) pada bagian atasnya, diagnosa sementara saya adalah kista sebacea (kantong berasal dari kelenjar) dengan dd/lipoma (tumor lemak). Dengan PD saya katakan "Ini harus diangkat bu, nanti akan menganggu bila bekerja (kebetulan ibu ini adalah kuli angkat sayur), bagaimana kalau besok?" dan pasien tersebut menyanggupinya. Setelah itu saya berpikir... mungkin dokter senior yang bersama saya bisa membantu.... rupanya dokter tersebut sedang tidak ada di tempat. Kepala saya pusing, berarti semuanya sekarang tergantung dari saya... semua perawat disana hanya memiliki pengalaman asistensi, tapi belum pernah operator utama... jadilah saya operator utama T_T Pada malam harinya saya berdiskusi dengan perawat muda yang saya tunjuk jadi asisten saya tentang bagaimana approach yang akan dilakukan terhadap pasien ini, karena kistanya dipinggang, maka kita lakukan secara telungkup dan wilayah steril dilakukan didaerah tersebut, dimana sebelumnya di tandai terlebih dahulu, lalu semua dilakukan sesuai dengan manual yang berlaku... asepsis antiisepsis, incisi menurut garis bla bla bla.'
Menberi tanda garis incisinya (tempat potong)
Siang harinya pasien datang, peralatan sudah dipersiapkan dan disteril, anestesi mau dilakukan, lalu saya melihat ampulnya (yang seharusnya dilihat minimal pada pagi hari!) ternyata EXPIRED... Kesalahan fatal! mulai panik, menggerutu ke perawat (yang harusnya kita cek ulang sendiri!). Untung seminggu sebelumnya ada amprahan dari kabupaten, hingga bisa ditanggulangi. Saat mau mulai membedah, pemasangan pisau, ditemukan ternyata pisaunya adalah blade besar! , yang harusnya untuk incisi tanpa presisi hal ini dapat beresiko perdarahan banyak.... Sucks.... saat ditanya "kita memang cuma punya blade itu dok...." sekali lagi ini adalah kesalahan operator, dimana saya harusnya mengecek ulang.... akhirnya mulai lah incisi awal, setelah klem terpasang, ditarik, hingga underminig dan diseksi (melepaskan kulit dari jaringan sakit secara tumpul dan tajam) dilakukan.
Incisi awal
PERDARAHANYA BANYAK saat jaringan sehat lepas. Panik? YES! dilakukan ligasi serta rawat perdarahan dengan hati-hati, meskipun tangan gemetar dan berkeringat (kelihatan dibalik sarung tangan a.k.a handschoen).
Rawat perdarahan
Pasca jahit
Akhirnya perawatan perdarahan berlangsung lancar. Dan pasien dipulangkan... yup dipulangkan.... PERHATIAN! ini adalah suatu pilihan tindakan yang kurang tepat, karen sekecil apapun suatu tindakan bedah minor, baik banyak atau sedikit perdarahan, pasien harus diistirahatkan dan diberi minuman manis, kenapa? karena pasien ketakutan dan menyebabkan konsumsi glukosa (gula darah) yang tinggi. Apa yang terjadi? Pasien di tengah jalan ke rumahnya, blackout (pandangan gelap) dan nyaris pingsan hingga di bopong masyarakat, dan tebak kembali kemana? Puskesmas ^_^...
1st encounter!
Poin penting dari entri ini, "The Idea is simple, the task is substensial"... kadang kita secara textbook dan di pendidikan melihat suatu prosedur adalah mudah, dan berfokus di prosedur tersebut, padahal terdapat hal-hal kecil yang dapat mempengaruhi kesuksesan tersebut.... dalam entri saya, ampul anestesi (lidokain), pilihan pisau, dan anjuran istirahat adalah contohnya, dalam operasinya memang lancar. Tapi outcomenya? mungkin bisa lebih baik kan? God bless you all, selamat berkarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar